TUGAS MUHAMMADIYAH
“Suci dalam Shalat”
NAMA : M.IRAWADI SOFYAN
NIM :
7213063/PA
KELAS : A2
STIA MUHAMMADIYAH SELONG 2015/2016
Kata pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai .
Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Selong 3 november 2015
M.IRAWADI SOFYAN
1.
Najis adalah kotor yg menjadi sebab
terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah. Najis juga dapat berarti
jijik atau kotoran.
2.
Najis Mughallazhah (Najis berat) adalah
benda najis yang cara membersihkannya dengan dicuci sebanyak tujuh kali.
Contoh: liur anjing yang menjilati wadah berisi air.
3.
Najis Mutawassithah (najis pertengahan adalah najis yang
cara membersihkan nya harus dihilangkan sampai tuntas. Bisa dengan disiram air
sampai bersih, digosok dengan tanah atau benda lain, atau dengan cara yang
lainnya. Contoh: kotoran manusia dewasa, darah haid, dll.
4.
Najis Mukhaffafah (najis ringan) adalah najis yang cara
membersihkannya cukup dengan diperciki air di bagian yang terkena najis,
meskipun bekas najisnya masih melekat. Contoh: air kencing bayi laki-laki yang
masih menyusu.
5.
Istinja adalah bersuci dari hadas dimana di dalam agama Islam ada beberapa macam cara untuk menyucikan diri dari hadas,
6.
Hadas menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah keadaan tidak suci pada pada diri seorang muslim yang
menyebabkan ia tidak boleh sholat, tawaf dan
lain sebagainya.
8.
Hadas Akbar (hadas besar ) adalah hadas
yang harus disucikan dengan cara mandi.
9.
Wudhu’ adalah adalah salah
satu cara menyucikan anggota tubuh dengan air. Seorang muslim diwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan
salat. Berwudu
bisa pula menggunakan debu yang
disebut dengan tayammum.
10. Tayamum adalah Tayammum (pengalihan Tayamum) sunnah tayamum ada tiga, yaitu membaca
basmalah; mendahulukan anggota kanan dari yang kiri; dan berurutan. Sedangkan
yang membatalkan tayamum juga ada.
11. Mandi adalah mencuci tubuh
dengan air dengan cara menyiramkan air ke badan atau merendam badan di dalam
sungai, danau, telaga, laut, kolam, atau bak mandi
12. Mandi junub adalah mandi
untuk menghilangkan hadats besar, baik karena
junub, atau karena haid, yaitu dengan cara membasuh seluruh
13. Azan merupakan panggilan bagi umat Islam untuk
memberitahu masuknya salat fardu. Dikumandangkan oleh seorang muadzin
14. Iqomah adlah bacaan hampir sama dengan azan, dan biasanya
sebagai pertanda dimulainya shalat.
15. Takbiratul Ihram adalah suatu gerakan dengan bacaan
allahuakbar yg di lakukan setelah niat di dalam mengerjakan shalat.
16. Takbiratul Intiqol adalah Takbir perpindahan yaitu
perpindahan gerakan shalat yang di lakukan dengan takbiratul intiqol
17. Do’a Iftitah adalah do’a yang disunnahkan dibaca setelah
takbiratul ihram.
18. Suratul Fatihah adalah bacaan yang merupakan rukun shalat
setelah takbiratul ihram atau setelah bacaan sunnah do’a iftitah
19. Ruku’ adalah Angkat tangan sambil mengucapkan takbir.
Caranya sama seperti takbiratulihram, Turunkan badan ke posisi membungkuk,
Kedua tangan menggenggam lutut. Bukan menggenggam betis atau paha. Jari-jari
tangan direnggangkan. Posisi tangan lurus, siku tidak ditekuk, Punggung dan kepala sejajar. Punggung dan
kepala dalam posisi mendatar. Tidak terlalu condong ke bawah. Tidak pula
mendongah ke atas.Kaki tegak lurus, lutut tidak ditekuk, Pinggang direnggangkan dari paha, Pandangan
lurus ke tempat sujud.
20. Bacaan rukuk : SUBHAANA RABBIYAL ‘ADZIIMI WA BIHAMDIH. –
3 x
Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan Memuji-Nya.
Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan Memuji-Nya.
21. Iktidal adalah bangkit dari rukuk. Posisi badan kembali
tegak. Ketika bangkit disunahkan mengangkat tangan seperti ketika
takbiratulihram. Bersamaan dengan itu membaca kalimat “sami’allahu liman
hamidah”. Badan kembali tegak berdiri. Tangan rapat di samping badan. Ada juga
yang kembali ke posisi bersedekap.
22. Bacaan i’tidal : SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH.
Semoga Allah Mendengar ( Menerima ) Pujian Orang Yang Memuji-Nya ( Dan Membalasnya ).
Semoga Allah Mendengar ( Menerima ) Pujian Orang Yang Memuji-Nya ( Dan Membalasnya ).
23. Sujud artinya menempelkan kening pada lantai.
24. Bacaan sujud : SUBHAANA RABBIYAL A‘LAA WA BIHAMDIH. – 3 x
Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi Dan Dengan Memuji-Nya.
Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi Dan Dengan Memuji-Nya.
25. Duduk Antara dua sujud : duduk iftirasy, yaitu:Bangkit
dari sujud pertama sambil mengucapkan takbir,
Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki, Telapak kaki kanan tegak.
Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat, Badan tegak lurus, Siku ditekuk. Tangan
sejajar dengan paha, Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan
menghadap ke arah kiblat,
Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut, Pandangan lurus ke tempat sujud, Setelah posisi tumakninah, baru kemudian membaca salah satu doa antara dua sujud.
Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut, Pandangan lurus ke tempat sujud, Setelah posisi tumakninah, baru kemudian membaca salah satu doa antara dua sujud.
26. Bacan duduk diantara dua sujud : RABBIGHFIRLII WARHAMNII
WAJBURNII WARFA’NII WARZUQNII WAHDINII WA’AAFINII WA’FU ‘ANNII.
Ya Tuhanku ! Ampunilah Aku, Kasihanilah Aku, Cukupkanlah ( Kekurangan )-Ku, Angkatlah ( Derajat )-Ku, Berilah Aku Rezki, Berilah Aku Petunjuk, Berilah Aku Kesehatan Dan Maafkanlah ( Kesalahan )-Ku.
Ya Tuhanku ! Ampunilah Aku, Kasihanilah Aku, Cukupkanlah ( Kekurangan )-Ku, Angkatlah ( Derajat )-Ku, Berilah Aku Rezki, Berilah Aku Petunjuk, Berilah Aku Kesehatan Dan Maafkanlah ( Kesalahan )-Ku.
27. Duduk tasyahud awal adalah duduk iftirasy, sama seperti
duduk antara dua sujud. Ini pada salat yang lebih dari dua rakaat, yaitu pada
salat zuhur, asar, magrib, dan isya.
28. Duduk tasyahud akhir : Bangkit dari sujud kedua, yaitu
pada rakaat terakhir salat, sambil membaca takbir, Telapak kaki kiri dimasukkan
ke bawah kaki kanan. Jadi, panggul duduk menyentuh lantai, Telapak kaki kanan
tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat,Badan tegak lurus, Siku ditekuk.
Tangan sejajar dengan paha, Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan
dan menghadap ke arah kiblat, Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung
jari tangan sejajar dengan lutut, Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk,
yaitu telapak tangan kanan digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk).
Dalam posisi ini kemudian membaca doa tasyahud, selawat, dan doa setelah
tasyahud akhir.
29. Duduk iftiros adalah duduk tasyahud awal, kaki kiri
diduduki dan kaki kanan tegap.
30. Duduk Tawarrub adalah duduk tasyahud akhir, kaki kiri
masuk dibawaih kaki kanan yang tegap.
31. Bacaan
tasyahud akhir
ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU
LILLAAH.
Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.
ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.
Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.
ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.
Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.
Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah.
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD ( tasyahud awal ) WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarga Penghulu Kami Nabi Muhammad.
KAMAA SHALLAITAA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.
Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.
WA BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Dan Limpahkanlah Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarganya.
KAMAA BAARAKTA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.
Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.
FIL ‘AALAMIINA INNAKA HAMIIDUMMAJIID. YAA MUQALLIBAL QULUUB. TSABBIT QALBII ‘ALAA DIINIK.
Sungguh Di Alam Semesta Ini, Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Mulia. Wahai Zat Yang Menggerakkan Hati. Tetapkanlah Hatiku Pada Agama-Mu.
Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.
ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.
Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.
ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.
Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.
Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah.
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD ( tasyahud awal ) WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarga Penghulu Kami Nabi Muhammad.
KAMAA SHALLAITAA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.
Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.
WA BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Dan Limpahkanlah Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarganya.
KAMAA BAARAKTA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.
Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.
FIL ‘AALAMIINA INNAKA HAMIIDUMMAJIID. YAA MUQALLIBAL QULUUB. TSABBIT QALBII ‘ALAA DIINIK.
Sungguh Di Alam Semesta Ini, Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Mulia. Wahai Zat Yang Menggerakkan Hati. Tetapkanlah Hatiku Pada Agama-Mu.
32. Shalawat ibrahim KAMAA SHALLAITAA ‘ALAA SAYYIDINAA
IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.
Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.
Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.
33. do’a salam kekanan : allahmummainna nasaluka redo kawal
jannah, dan ke kiri : wanauzubiminsyahati kawannar.
34. salam ke arah kanan dan kiri seraya mengucapkan:
“ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH, ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH (Semoga
keselamatan dan rahmat Allah limpahkan kepadamu)
35. Shlat pardu atau maktubah atau hamsyah adalah shalat
wajib yang merupakan rukun islam yang terdiri dari lima waktu sehari semalam
dengan totoal semuanya 17 rekaat
36. Shalat jamaah adlah shalat yang di kerjakan bersama-sama
dengan 1 imam dan makmum yang mengikuti, dimana ganjaranya pahalanya adalah
1:27
37. Shalat jum’ah adalah shalat dua raka’t pengganti shalat
zuhur yang di laksanakan pada hari jum’at dimana 2 rakaat di ganti dengan
khutbah, dan hukumnya wajib bagi laki-laki muslim.
38. Shalat tasawuf : tata cara shalat
39. Shalat lael adalah shalat sunnah malam
40. Shlat witir adalah shalat sunnah yang dilakukan ganjil,
kita sering memperaktikan selesai shlat sunnah tarawih di bulan rmadahan
41. Shalat trwatib adalah shalat sunnah pendamping shalat
pardu seperti qobliah : sebelum, dan baqdiah : sesudah.
42. Shalat tahyatul masjid : shalat sunnah menghormati masjid
yaitu ketika kita baru memasuki masjid,
43. Shalat duha adalah, shalat untuk meminta rizki yang di
lakukan pada pagi hari dari jam setengah 9 sampai 10 pagi.
44. Shalat istiharah adalah shalat sunnah dalam kebimbangan
dalam artan ketika kita pusing dengan suatu pilihan kemudian meminta petunjuk
kepada allah SWT.
45. Shalat Khusu’ adalah sebenar-benarnya shalat yang di
lakukan dengan serius dan sepenuh hati hati dan pikiran tertuju pada allah
tanpa memikirkan hal-hal lain.
46. Shalat Khusuq : adalah nama lain dari shalt kusu’ atau
khusu’
47. Shalat istisqo’ adalah shalat sunnah meminta hujan
48. Shalat isroq adalah : shalt sunnah yang dilakukan ketika
setelah matahari terbit 1 tombak
49. Shalat eid : adalah shalat sunnah dua rakaat yaitu idul
fitri dan idul adha, yang di lakukan pada 1 kali dalam setahun, dimana idul
fitri dilakukan 1 syawal/ setleah puasa, dan idul adha (kurban)
50. Shalat mutla / safah adalah shalt sunnah yang dikerjakan
ketika hendak berpergian yaitu 2 rekaat , begitu juga dengan pulangnya
berpergian.
51. Sujud sahwi Sahwi secara bahasa bermakna lupa atau
lalai.sujud sahwi secara istilah adalah sujud yang dilakukan di akhir shalat
atau setelah shalat untuk menutupi cacat dalam shalat karena meninggalkan
sesuatu yang diperintahkan atau mengerjakan sesuatu yang dilarang dengan tidak
sengaja.
52. Sujud syukur adalah sujud yang bisa dilakukan dimana saja
bisa tanpa berwudhu karena berterima kasih atas suatu kebahagiaan
53. Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan ketika
mendengar bacaan ayat-ayat sajadah.
54. Bacaan Doa Sesudah Ambil Air Wudhu (Doa Selesai Wudhu)
اَشْهَدُ اَنْ لآّاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLOOHU WAHDAHUU LAA SYARIIKA
LAHU WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHUUWA ROSUULUHUU, ALLOOHUMMAJ'ALNII MINAT
TAWWAABIINA WAJ'ALNII MINAL MUTATHOHHIRIINA
55. Bacaan selesai azan
56. Imam adalah : satu orang yang berdiri di depan sebagai
pemimpin ketika shalat berjamaah,
57. Makmum adalah orang-orang yang berdiri di belakang dan
mengikuti imam, dan makmum perempuan harus berada di belakang makmum laki-laki.
58. Khotib adalah orang yang membacakan khutbah atau dua
khutbah pada hari jum’at sebelum memulai shalat jum’at
59. Masbuk adalah orang yang terlambat mengk\ikuti shalat
berjamaah
60. Mubaligh atau yang sering kita sebut baligh yaitu pada
laki-laki ditandai dengan mimpi basah atau pada perempuan yaitu haid atau
menstruasi.
61. Mufaraqah adalah : kehendak makmum untuk melepaskan diri
dari shalat ketika shalat berjamaah yang sedang berlangsung,
62. Jawabn no.62,63.64
- Rukun qalbi (ﻗﻠﺒﻲ -
iaitu berasal daripada perkataan ﻗﻠﺐ - qalb
bermaksud hati) adalah rukun yang berasaskan kepada hati.
- Rukun fi'li (ﻓﻌﻠﻲ -
iaitu berasal daripada perkataan ﻓﻌﻞ - fi'l
bermaksud perlakuan) adalah rukun yang berasaskan kepada perbuatan anggota
badan. Pergerakan anggota badan atau tindakan tubuh itu memerihalkan rukun
tersebut.
- Rukun qauli (ﻗﻮﻟﻲ -
iaitu berasal daripada perkataan ﻗﻮﻝ - qaul
bermaksud kata-kata) adalah rukun yang berasaskan kepada sebutan dan
bacaan.
No.
|
Rukun
|
Kategori
|
No.
|
Rukun
|
Kategori
|
1
|
Niat
|
Qalbi
|
8
|
Duduk
antara dua sujud
|
Fi'li
|
2
|
Berdiri
betul
|
Fi'li
|
9
|
Duduk
tahiyat Akhir
|
Fi'li
|
3
|
Takbiratul
ihram
|
Qauli
|
10
|
Bacaan
tahiyat akhir
|
Qauli
|
4
|
Membaca
al-Fatihah
|
Qauli
|
11
|
Selawat
ke atas nabi dalam tahiyat akhir
|
Qauli
|
5
|
Rukuk
|
Fi'li
|
12
|
Salam
|
Qauli
|
6
|
I'tidal
|
Fi'li
|
13
|
Tertib
|
Qalbi
|
7
|
Sujud
|
Fi'li
|
Rukun-rukun
Niat
Niat dalam solat merupakan rukun qalbi tetapi
turut termasuk dalam rukun fi'li (lihat Takbiratul ihram). Niat solat mempunyai tiga bahagian yang
disyaratkan dalam solat fardhu tetapi hanya dua sahaja bagi solat sunat manakala untuk solat sunat mutlak (tiada sebab dan
bila-bila masa), hanya satu daripadanya disyaratkan.Bahagian niat mempunyai tiga bahagian iaitu:
- Qasad (ﻗﺼﺪ) - Sengaja mengerjakan solat
- Ta'arudh (ﺗﻌﺮﺽ) - Meniatkan solat
fardhu atau sunat
- Ta'yiin (ﺗﻌﻴﻴﻦ) - Meniatkan jenis waktu
solat
65. Sunnah
muqaddah adalah sunnah muakadah adalah sunnah
yang di kuatkan atau sunnah yang disangat dianjurkan untuk dilakukan, tetapi
jika ditinggalkan tidak berdosa. Contoh Sholat sunnah 2 rokaat sebelum sholat
subuh.
66.
SUNNAH gairu muqaddah adalah sunnah ghairu muakkadah adalah amal ibadah yang
berstatus sunnah jika dikerjakan dan tidak mendapatkan dosa jika tidak di
kerjakan, tetapi untuk ibadah sunnah ini penganjurannya tidak sekuat sunnah
muakkad yang telah kita bahas diatas. contoh dari ibadah sunnah ghairu
muakkadah: sholat sunnah rowatib yang lebih terkenalnya dengan sebutan sholat
sunnah qobliyah ba’diyah yang dilaksankan sebelum dan sesudah sholat fardhu
yang 5 waktu.
67.
Sunnah qobliah adalah shalat sunnah sebelum shalat pardu/pendamping shalat
pardu
68.Sunnah
Baqdiah adalah shalat sunnah yang dilakukan ketika selesai shalat pardu
69.Shalat
Jama’ adalah melaksanakan dua shalat wajib dalam satu waktu,
yakni melakukan shalat Dzuhur dan shalat Ashar di waktu Dzuhur dan itu
dinamakan Jama’ Taqdim, atau melakukannya di waktu Ashar dan dinamakan Jama’
Takhir. Dan melaksanakan shalat Magrib dan shalat Isya’ bersamaan di waktu
Magrib atau melaksanakannya di waktu Isya’. Jadi shalat yang boleh dijama’
adalah semua shalat Fardhu kecuali shalat Shubuh. Shalat shubuh harus dilakukan
pada waktunya, tidak boleh dijama’ dengan shalat Isya’ atau shalat Dhuhur.
70.Shalat
Qasar adalah Qashar maksudnya meringkas shalat yang empat rakaat menjadi dua
rakaat. Seperti shalat Dhuhur, Ashar dan Isya’. Sedangkan shalat Magrib dan
shalat Shubuh tidak bisa diqashar.
0 comments:
Post a Comment